WikiKomponen.com – Plus Minus Crossover Aktif VS Pasif. Kelebihan dan kekurangan dari kedua jenis crossover ini sering menjadi perdebatan. Mana lebih baik atau bagus suaranya ? Mana lebih unggul ? Jika menghadapi pertanyaan singkat demikian, rasanya akan bikin siapapun sulit menjawabnya. Padahal kedua crossover tersebut memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing.
Daftar Isi
Plus Minus Crossover Aktif VS Pasif.
Membandingkan crossover aktif Vs Pasif ibarat membandingkan teh dan kopi. Namun kita tidak akan membandingkan crossver dari segi rasa seperti membandingkan kedua minuman di atas. Selera setiap orang berbeda menurut persepsinya masing-masing. Berikut ini beberapa pembahasan mengenai kedua jenis crossover yang sering menimbulkan perdebatan.
Kelebihan Crossover Aktif.
Crossover Aktif seperti sebelumnya sudah pernah dibahas terbuat dari bebepa komponen aktif seperti IC Op-Amp kualitas tinggi, komponen pasif berupa power supply, kapasitor, resistor bahkan menggunakan coil.
Lebih Tuntas Menyaring Frekuensi Pada Titik Crossover
Seperti halnya fungsi crossover pasif, crossover aktif juga melakukan pemotongan terhadap frekuensi yang lewat. Umumnya slop crossover memiliki slop yang lebih tajam dibandingkan dengan crossover pasif. Ini artinya frekuensi yang disaring lebih tuntas dibandingkan yang mampu dilakukan oleh crossver pasif. Itu sebabnya banyak subwoofer yang menggunakan rangkaian crossover aktif karena mampu menyaring hampir semua suara vokal dan midbas yang dihasilkan oleh pre-am sebelum masuk ke amplifier. Crossover aktif umumnya memiliki slop mulai 24 dB per Oktaf.
Mampu Menangani Power Yang Lebih Besar
Dalam crossover aktif, setiap sumber suara akan dipecah menjadi 3 kanal, 4 kanal, 5 kanal atau lebih dengan frekuensi yang berbeda. Setiap kanal akan ditangani oleh sebuah power amplifier yang berbeda dan terpisah. Ini artinya jika kita ingin menghasilkan power yang besar, maka sebaiknya menggunakan jenis crossover ini. Hal ini tidak dapat ditangani oleh crossover pasif karena keterbatasan komponen yang tersedia berupa kapasitor yang mampu menangani power besar.
Misalnya untuk crossover aktif 3 ways, maka suara tinggi akan memerlukan 1 amplifier, middle 1 buah amplifier, bas akan ditangani oleh amplifier yang lain. Sehingga total memerlukan 3 buah amplifier.
Distorsi Lebih Kecil
Karena setiap output ditangani oleh amplifier yang berbeda, maka saat membesarkan treble, maka output bass tidak akan terganggu karena ditangani oleh amplifier yang berbeda. Berbeda halnya dengan jenis pasif, saat menyetel treble, maka output bass akan terpengaruh.
Kekurangan Crossover Aktif
Walaupun memiliki kelebihan, crossover jenis ini juga memiliki beberapa kerugian antara lain:
Harga Sistem Crossover Aktif Lebih Mahal
Cukup mahal karena memerlukan beberapa power amplifier untuk mengerakan speaker secara lengkap. Untuk Bi-Amp saja kita memerlukan 2 buah power amplifier.
Crossover Aktif Perlu Perhatian Khusus Saat Pemasangan
Konstruksi dan rancangan cukup ribet serta menghabiskan banyak waktu untuk menyusun dan memasang kabel. Hal ini karena setiap driver memiliki kabel tersendiri dari amplifier yang berbeda berupa High dan Low.
Terjadi Pewarnaan Suara Pada Crossover Aktif
Rancangan yang sudah ada tidak bisa dipasang dengan sembarang driver. Jika dilakukan, akan timbul perubahan pada karakter suara. Demikian juga jenis amplifier yang dipergunakan harus sama terutama jika antara high, mid dan low menggunakan amplifier yang sama. Jika tidak, akan terdengar berbeda.
Tidak Mudah Dimodifikasi.
Mungkin bahasanya tidak mudah di utak-atik. Walaupun terdapat potensio untuk menggeser atau merubah titik crossover, harus diakui bahwa merubah nilai resistor tanpa merubah nilai kapasitor bukalah hal yang masuk akal.
Kelebihan Crossover Pasif
Crossover Pasif Mudah Dalam Pemasangan
Umumnya crossover pasif dipasang di dalam speaker. Untuk menghubungkan sebuah speaker, tidak ada yang perlu diperhatikan selain polaritas. Cukup satu pasang kabel plus dan minus yang dihubungkan dari amplifier akan menyelesaikan semua pekerjaan. Pembagian suara akan dilakukan oleh speaker dengan sendirinya. Pembagian suara pada Crossover Pasif terjadi setelah keluar dari bagian power amplifier, sehingga cukup merugikan.
Crossover Pasif Lebih Mudah Di Setting.
Crossover pasif hanya menggunakan beberapa komponen pasif, sehingga sangat mudah untuk mencoba menggeser titik potong crossvor dengan mengganti nilai lilitan. Perubahan demikian tidak bisa dilakukan pada rangkaian LCR crossover aktif. Setiap perubahan nilai resistor atau kapasitor akan merubah seluruh frekuensi dalam rangkaian.
Kekurangan Crossover Pasif
Tidak Tuntas Menyaring Frekuensi
Untuk membuat crossover dengan penyaringan hingga 24 dB per Oktaf bukanlah hal yang mudah. Karena sebagian besar crossover yang dirancang dipasaran hanya memiliki slop hingga 12 dB per Oktaf, suara yang dihasilkan pun tumpang tindih. Sebut saja dalam sistem 2 way, suara vokal biasanya dihasilkan baik dari tweeter maupun woofer.
Plus minus crossover aktif VS pasif ini menjadi kabur ketika sistem ini dirancang secara set lengkap dari produsen yang benar-benar menyesuaikan antara jenis speaker dan crossovernya dengan baik. Buktinya terdapat banyak sekali crossover aktif high end dan pasif yang diperuntukan untuk memberikan kualitas suara yang terbuka dan jernih. Bahkan tidak jarang amplifer telah memadukan sistem aktif dan pasif.
Musik adalah selera. Semua jenis memiliki pasarnya masing-masing.