Beberapa saat yang lalu, ada yang menanyakan mengenai bagaimana cara mengukur primer sekunder trafo jika nameplate spesifikasi sudah terhapus atau tidak terbaca. Untuk mengetahui bagian mana yang voltase tinggi dan bagian mana yang voltase rendah dapat dilakukan dengan cara berikut:
Daftar Isi
Pengertian Input dan Output Trafo
Sebelum masuk ke cara mengetahui atau mengukur primer sekunder trafo untuk mengetahui voltasenya, tentu harus terlebih dahulu dipahami pengertian input dan output trafo dulu. Ini biar kita seirama saat penyebutan.
Pengertian input dan output dapat dibaca kembali pada artikel terkait sebelumnya. Namun disini akan diingatkan kembali bahwa yang dimaksud input kali ini adalah bagian yang disupply langsung dari PLN.
Cara Mengukur Primer Sekunder Trafo dengan Multitester atau Avometer
Berikut ini adalah cara mengukur primer sekunder trafo dengan multitester atau avometer untuk mengetahui mana bagian input dan mana bagian output. Yang pertama harus diketahui adalah fungsi trafo tersebut. Jika trafo tersebut digunakan untuk menaikkan tegangan, maka bagian input akan memiliki voltase lebih rendah.
Contoh: Trafo yang dipakai untuk merubah voltase 220V menjadi 380V.
Saat itu diketahui, maka mulailah mengukur dengan multitester untuk mencari nilai tahanan ohm yang lebih kecil. Karena trafo disupply langsung dari PLN 1 Phase, maka nilai tahanan yang rendah adalah 220V.
Sedangkan sisi yang satu lagi jika di ukur ditemukan tahanan lebih besar, maka itu menjadi sekunder stepup.
Mungkin ada yang bertanya, dari mana tahu itu 380V, bukan 415v atau bukan lebih kecil? Bagaimana juga tadi bisa mengetahui bahwa supplynya 220V. Maka jawabannya kembali ke pemeriksaan beban mesin dan supply arus ke trafo. Walaupun trafo terhapus atau di hapus, motor atau relay, atau bagian lain yang disupply dari trafo dapat di lacak kembali untuk menentukan voltase supply.
Catatan: Pengukuran ini hanya dapat dilakukan pada trafo yang masih berfungsi. Jika trafo sudah hangus atau rusak, biasanya tidak dapat dilakukan. Baca juga cara test kondisi trafo rusak atau bagus secara cepat dengan menggunakan tester.
Bagi teknisi, menemukan arus supply mungkin tidak terlalu sulit. Namun, bagi yang sekedar hobby, kadang-kadang masih ada yang mengalami kesulitan. Tapi jangan kuatir, selama ada tester, semua voltase supply bisa ditemukan. Disini tidak akan dibahas detail mulai dari mana, jadi sebaiknya mulai cari artikel lain mengenai ini. Selalu hati-hati.
Membongkar Trafo
Cara lain adalah melihat ukuran kawat trafo. Untuk trafo step up di atas, maka ukuran kawat primer atau input 220V akan lebih besar dari ukuran sekunder atau output. Caranya diintip langsung di ujung kawat dekat terminal.
Dengan menemukan kedua ukuran kawat, maka dengan mudah trafo tersebut dapat diketahui bagian input dan bagian output. Jika putus di dalam, maka terpaksa harus dibongkar untuk mengukur ukuran kawatnya.
Mengukur Primer Sekunder Trafo dengan Test Langsung Trafo
Jika sudah menemukan input dan output trafo, maka tahap berikutnya adalah menemukan voltase sesungguhnya dari trafo tersebut.
Jika trafo hanya memiliki 1 pasang terminal input dan 1 pasang output seperti di atas, maka dapat dengan mudah langsung mengalirikan arus ke bagian 220V. Dengan demikian, output sekunder dapat diukur voltase sebenarnya.
Lalu bagaimana dengan trafo dengan terminal yang sangat banyak? Jawabnya di test dengan cara aman.
Caranya pinjam atau belilah sebuah trafo dengan pilihan voltase kecil. Misalnya trafo dengan input 220v dan output 0-3-6-9-12-22V atau berapa pun.
Pilihlah output 0-12V atau 0-22v agar tidak merusak trafo. Alirkan trafo yang ingin kita ketahui dengan 0-22V. ( masuk ke terminal mana saja ). lalu ukur semua terminal outputnya. Catat semua hasil pengukuran dan cari voltase paling besar dan lebih besar dari 22V. Jika tidak menemukan, maka pindah ke pasangan terminal lain , dan lakukan hal yang sama.
Output yang paling besar tersebut kemungkinan besar adalah voltase supply atau input. Untuk pasaran Indonesia biasanya 220V atau 380V. Bisa juga 110V jika trafo tersebut adalah trafo mesin import. ( Baca kembali rumus menghitung perbandingan voltase ).
Berikutnya trafo tersebut sudah siap dialirkan dengan arus yang lebih besar baik itu 110V, 220v atau 380V. Cari nameplat mesin tentang supplynya agar tidak dialirkan 220v jika mesin tersebut menggunakan arus 110V.
Jika sudah menemukan input yang tepat, sekunder lainnya bisa diukur dengan mudah menggunakan voltmeter atau multitester.
Bagi yang masih bingung mungkin perlu membaca kembali dengan pelan. Bila kurang jelas bisa kirim pertanyaan ke kolom komentar. Admin akan menjawab langsung dalam waktu secepatnya.